Pramuka


Pramuka adalah eksrta wajib di  
SMA PGRI 1 Mojokerto
Mengapa ekstra pramuka ini di wajibkan ????
Pramuka ini di wajibkan karena kegiatan pramuka ini mempunyai banyak manfaat
Di lingkungan Sekolah maupun Dilingkungan Masyarakat




Ini adalah foto kegiatan SMA PGRI 1 Mojokerto
 
 

 

 

Baca selengkapnya »



Sekian lama kita hidup di negara Indonesia ini, tapi apakah kita tahu siapa sebenarnya pembuat lambang Garuda Negara Kesatuan Republik Indonesia ? Alangkah lebih baiknya kita sebagai warga negara Indonesia mengetahui tentang siapa pembuat lambang Garuda ini. Berikut informasi yang saya dapatkan.

Sultan Hamid II. Dialah yang merancang lambang pusaka Garuda Pancasila. Beliau lahir dengan nama Syarif Abdul Hamid Alkadrie, putra sulung Sultan Pontianak. Lahir di Pontianak, Kalimantan Barat, 12 Juli 1913 dan meninggal di Jakarta, 30 Maret 1978 pada umur 64 tahun. Dalam tubuhnya mengalir darah Arab-Indonesia meskipun pernah diurus ibu asuh berkebangsaan Inggris. Istri beliau seorang perempuan Belanda yang kemudian melahirkan dua anak. Keduanya sekarang di Belanda.

Berikut cerita singkatnya. Ketika Jepang mengalahkan Belanda dan sekutunya, pada 10 Maret 1942, ia tertawan dan dibebaskan ketika Jepang menyerah kepada Sekutu dan mendapat kenaikan pangkat menjadi kolonel. Ketika ayahnya mangkat akibat agresi Jepang, pada 29 Oktober 1945 beliau diangkat menjadi sultan Pontianak menggantikan ayahnya dengan gelar Sultan Hamid II. Dalam perjuangan federalisme, Sultan Hamid II memperoleh jabatan penting sebagai wakil daerah istimewa Kalimantan Barat dan selalu turut dalam perundingan-perundingan Malino, Denpasar, BFO, BFC, IJC dan KMB di Indonesia dan Belanda.

Sultan Hamid II kemudian memperoleh jabatan Ajudant in Buitenfgewone Dienst bij HN Koningin der Nederlanden, yakni sebuah pangkat tertinggi sebagai asisten ratu Kerajaan Belanda dan orang Indonesia pertama yang memperoleh pangkat tertinggi dalam kemiliteran.

Pada 21-22 Desember 1949, beberapa hari setelah diangkat menjadi Menteri Negara Zonder Porto Folio, Westerling yang telah melakukan makar di Tanah Air menawarkan “over commando” kepadanya, namun dia menolak tegas. Karena tahu Westerling adalah gembong APRA.

Selanjutnya dia berangkat ke Negeri Belanda, dan pada 2 Januari 1950, sepulangnya dari Negeri Kincir itu dia merasa kecewa atas pengiriman pasukan TNI ke Kalbar – karena tidak mengikutsertakan anak buahnya dari KNIL.

Pada saat yang hampir bersamaan, terjadi peristiwa yang menggegerkan; Westerling menyerbu Bandung pada 23 Januari 1950. Sultan Hamid II tidak setuju dengan tindakan anak buahnya itu, Westerling sempat marah.

Sewaktu RIS (Republik Indonesia Serikat) dibentuk, dia diangkat menjadi Menteri Negara Zonder Porto Folio dan selama jabatan menteri negara itu ditugaskan Presiden Soekarno merencanakan, merancang dan merumuskan gambar lambang negara.

Tanggal 10 Januari 1950 dibentuk Panitia Teknis dengan nama Panitia Lencana Negara di bawah koordinator Menteri Negara Zonder Porto Folio Sultan Hamid II dengan susunan panitia teknis Muhammad Yamin sebagai ketua, Ki Hajar Dewantoro, M. A. Pellaupessy, Mohammad Natsir, dan RM Ngabehi Purbatjaraka sebagai anggota. Panitia ini bertugas menyeleksi usulan rancangan lambang negara untuk dipilih dan diajukan kepada pemerintah.

Merujuk keterangan Bung Hatta dalam buku “Bung Hatta Menjawab” untuk melaksanakan Keputusan Sidang Kabinet tersebut Menteri Priyono melaksanakan sayembara. Terpilih dua rancangan lambang negara terbaik, yaitu karya Sultan Hamid II dan karya M. Yamin. Pada proses selanjutnya yang diterima pemerintah dan DPR adalah rancangan Sultan Hamid II. Karya M. Yamin ditolak karena menyertakan sinar-sinar matahari dan menampakkan pengaruh Jepang.

Setelah rancangan terpilih, dialog intensif antara perancang (Sultan Hamid II), Presiden RIS Soekarno dan Perdana Menteri Mohammad Hatta, terus dilakukan untuk keperluan penyempurnaan rancangan itu. Terjadi kesepakatan mereka bertiga, mengganti pita yang dicengkeram Garuda, yang semula adalah pita merah putih menjadi pita putih dengan menambahkan semboyan “Bhineka Tunggal Ika”.

Pada tanggal 8 Februari 1950, rancangan final lambang negara yang dibuat Menteri Negara RIS, Sultan Hamid II diajukan kepada Presiden Soekarno. Rancangan final lambang negara tersebut mendapat masukan dari Partai Masyumi untuk dipertimbangkan, karena adanya keberatan terhadap gambar burung garuda dengan tangan dan bahu manusia yang memegang perisai dan dianggap bersifat mitologis.

Sultan Hamid II kembali mengajukan rancangan gambar lambang negara yang telah disempurnakan berdasarkan aspirasi yang berkembang, sehingga tercipta bentuk Rajawali – Garuda Pancasila dan disingkat Garuda Pancasila. Presiden Soekarno kemudian menyerahkan rancangan tersebut kepada Kabinet RIS melalui Moh Hatta sebagai perdana menteri.

AG Pringgodigdo dalam bukunya “Sekitar Pancasila” terbitan Departemen Hankam, Pusat Sejarah ABRI menyebutkan, rancangan lambang negara karya Sultan Hamid II akhirnya diresmikan pemakaiannya dalam Sidang Kabinet RIS. Ketika itu gambar bentuk kepala Rajawali Garuda Pancasila masih “gundul” dan “’tidak berjambul”’ seperti bentuk sekarang ini.

Inilah karya kebangsaan anak-anak negeri yang diramu dari berbagai aspirasi dan kemudian dirancang oleh seorang anak bangsa, Sultan Hamid II Menteri Negara RIS. Presiden Soekarno kemudian memperkenalkan untuk pertama kalinya lambang negara itu kepada khalayak umum di Hotel Des Indes, Jakarta pada 15 Februari 1950.

Penyempurnaan kembali lambang negara itu terus diupayakan. Kepala burung Rajawali Garuda Pancasila yang “gundul” menjadi “berjambul” dilakukan. Bentuk cakar kaki yang mencengkram pita dari semula menghadap ke belakang menjadi menghadap ke depan juga diperbaiki, atas masukan Presiden Soekarno.

Tanggal 20 Maret 1950, bentuk akhir gambar lambang negara yang telah diperbaiki mendapat disposisi Presiden Soekarno, yang kemudian memerintahkan pelukis istana, Dullah, untuk melukis kembali rancangan tersebut sesuai bentuk akhir rancangan Menteri Negara RIS Sultan Hamid II yang dipergunakan secara resmi sampai saat ini.

Hamid II diberhentikan pada 5 April 1950 akibat diduga bersengkokol dengan Westerling dan APRA-nya.

Untuk terakhir kalinya, Sultan Hamid II menyelesaikan penyempurnaan bentuk final gambar lambang negara, yaitu dengan menambah skala ukuran dan tata warna gambar lambang negara di mana lukisan otentiknya diserahkan kepada H. Masagung, Yayasan Idayu Jakarta pada 18 Juli 1974. Sedangkan Lambang Negara yang ada disposisi Presiden Soekarno dan foto gambar lambang negara yang diserahkan ke Presiden Soekarno pada awal Februari 1950 masih tetap disimpan oleh Kraton Kadriyah, Pontianak.

Dari transkrip rekaman dialog Sultan Hamid II dengan Masagung (1974) sewaktu penyerahan berkas dokumen proses perancangan lambang negara, disebutkan “ide perisai Pancasila” muncul saat Sultan Hamid II sedang merancang lambang negara. Dia teringat ucapan Presiden Soekarno, bahwa hendaknya lambang negara mencerminkan pandangan hidup bangsa, dasar negara Indonesia, di mana sila-sila dari dasar negara, yaitu Pancasila divisualisasikan dalam lambang negara.

Sultan Hamid II wafat pada 30 Maret 1978 di Jakarta dan dimakamkan di pemakaman Keluarga Kesultanan Pontianak di Batulayang.

Mudah-mudahan dengan mengetahui informasi tentang sejarah pembuatan lambang Garuda ini, bisa memberikan dan menumbuhkan semangat, jiwa, dan rasa nasionalisme didalam diri kita para penerus bangsa indonesia Amin....

Fasilitas


  • Gedung milik sendiri dengan ruang  belajar represetif
  • Laboratorium BIOLOGI
  • Laboratorium FISIKA dan KIMIA
  • Laboratorium COMPUTER
  • Ruang Praktek Perakitan Komputer
  • Ruang Praktek Perakitan Elektro
  • Ruang Multimedia
  • Ruang Seni
  • Ruang AULA
  • Perpustakaan yang lengkap dengan ruang baca
  • Berbagai fasilitas kegiatan extrakulikuler
  • Area Wi-Fi

UKS

UKS

SMA PGRI 1 Kota Mojokerto telah berhasil memenangkan lomba UKS Tingkat Nasional dan mendapat juara 3, mewakili Provinsi Jawa Timur.Lomba UKS ini sebagai upaya optimalisasi penataan lingkungan sekolah serta kebersihan warga sekolah dan lingkungan sekitarnya, dengan begitu generasi masa depan bisa sehat, kuat, dan sumber daya manusianya mumpuni.Melalui lomba UKS  diharapkan siswa dan warga sekolah lainnya serta masyarakat di sekitar lingkungan sekolah bisa hidup sehat sehingga ketahanan tubuh bisa meningkat serta perilaku yang baik seperti tujuan yang ingin dicapai oleh UKS yaitu sehat, bugar, berbudi luhur, dan peduli lingkungan.
Kader UKS SMA PGRI 1 Mojokerto


  Foto di bawah ini diambil pada saat Kader UKS PGRI 1 Kota Mojokerto mendapat pengarahan dari Tim Penilai Tingkat Provinsi

Karate Smagisa Mojokerto

Beladiri Karate
Beladiri karate SMA PGRI telah berdiri sejak 11 tahun yang lalu.

Dengan mengikuti cabang karate Kushin Ryu M Karate Do Indonesia (KKI). Pada tanggal 13 kemarin anak-anak SMA PGRI 1 telah melaksanakan o2sn di Surabaya namun hasilnya kurang memuaskan dan pada bulan Oktober ini akan ada piala Gubernur Jatim.

Karate smagrisa akan berusaha lebih baik dari sebelumnya

Misi Karate SMA PGRI 1
  • Mencetak prestasi
  • Menjadi juara
Pasti Bisa.........

 
Bela diri   karate kata beregu









Info Penerimaan Siswa Baru



Syarat Pendaftaran

  1. Memiliki ijazah SMP/MTS sederajat
  2. Calon siswa setingi-tingginya berusia 21 tahun pada bulan juli 2011
  3. Mengisi formulir pendaftaran (disediakan panitia) dengan dilengkapi :
o   Foto Copy Danem dan STTB sebanyak 1 lembar
o   Pas foto hitam putih 3x4 sebanyak 2 lembar
o   Membayar uang pendaftaran sebesar Rp. 50.000


Waktu pendaftaran

Pendaftaran dimulai pada tanggal 3 Mei 2011 sampai dengan terpenuhinya kuota kelas.
Pukul 07.00 s.d 13.00


Tempat Pendaftaran
Jl.Raya Surodinawan 55 Kota Mojokerto
Telp.0321392141 Fax. 0321397943











Informasi Beasiswa
1.    Beasiswa prestasi dari Dinas P&K
2.    Beasiswa BKSM dari Dinas P&K
3.    Beasiswa bagi anak Kota Mojokerto
4.    Beasiswa prestasi akademik sekolah untuk peringkat 1-3pararel 
  • Ø Pararel 1 100% (Tidak dipungut biaya sama sekali)
  • Ø Pararel 2 75%
  • Ø Pararel 3 50%
5.    Gratis bagi anak Yatim Piatu berdasarkan surat dri YPAY setempat (semua jenjang)

A. Visi Sekolah
  1. Sumber Daya Manusia beriman , bertaqwa, berprestasi, berkepribadian dan berbudaya mampu menjawab tantangan globalisasi .

B. Misi Sekolah
1.    Menumbuhkan kesadaran menjalankan ajaran beragama , memiliki kepribadian yang kuat serta moral yang tinggi . 
2.    Meningkatkan efektivitas pembelajaran dan bimbingan moral , mengembangkan potensi akademis dan ketrampilan kecakapan hidup peserta didik secara optimal .
3.    Mengembangkanpotensi bakat dan minat peserta didik pada tingkat prestasi yang optimal .
4.     Membudayakan hidup teratur , bersih , indah dan sehat .
5.    Mendorong peserta didik agar mengenal dan menghormati budaya bangsa secara sopan santun

C. Tujuan Sekolah

1.   Melatih kebiasaan beribadah sesuai dengan ajaran agama masing – masing kepada semua warga sekolah
2.  Mewujudkan tata pergaulan yang ramah dan bersahabat sebagai pencerminan akhlak yang terpuji
3.  Membiasakan kehidupan yang bersih dan sehat serta berwawasan lingkungan .
4.  Mewujudkan iklim belajar yang memadukan penggunaan sumber belajar di sekolah dan di luar sekolah
5.  Melaksanakan tim teahing untuk meningkatkan mutu pembelajaran .
6.   Mengintegrasikan Life Skill , terutama akademik life skill ke dalam proses pembelajaran
7.  Memberikan bekal ketrampilan sebagai pengembang bakat , minat dan kemampuan siswa melalui program ekstra kurikuler .
8.  Memperkaya kegiatan pembelajaran dengan memperbanyak praktik .
9.  Memantapkan serta evaluasi belajar yang berorientasi pada standart kompentensi.